# Resensi 5: Katarsis

Sinopsis: Tara Johandi, gadis berusia delapan belas tahun yang menjadi satu-satunya saksi dalam perampokan tragis di rumah pamannya di Bandung. Ketika ditemukan, Tara disekap di dalam pekakas kayu dalam kondisi syok berat. Polisi menduga pelakunya sepasang perampok yang sudah lama menjadi buronan. Tetapi selama penyidikan, satu demi satu petunjuk mulai menemukan keganjilan.

Sebagai psikiater, Alfons berusaha membantu Tara lepas dari traumanya. Tetapi sebelum semuanya terpecahkan, muncul Ello teman masa kecil Tara yang mengacaukan usaha Alfons.

Kemunculan Ello juga bersamaan dengan kasus pembunuhan berantai kotak pekakas kayu seperti yang dipakai untuk menyekap Tara.

Novel bergenre thiller yang cukup sangat menarik. Katarsis atau katharsis berasal sari bahasa Yunani yang merujuk pasa upaya “pembersihan” atau “penyucian” diri, pembaruan rohani dan pelepasan diri dari ketegangan.

Berkali-kali aku menahan napas, dan cepat-cepat ingin menyelesaikannya. Cara berpikir dan deskripsi yang digunakan Tara membuat aku menebak-nebak apa yang akan terjadi nanti.

Meskipun di tengah cerita, pov aku bukan hanya milik Tara. Tapi juga Ello, teman kecilnya. Pergantian pov setiap beberapa bab, dan itu cukup sedikit membingungkan.

Endingnya juga cukup gantung dan mengejutkan. Penggunaan pov 3 di dua bab terakhir. Tetapi tidak masalah, novel ini cukup enak dibaca.

Aku sangat merekomendasikan novel ini buat yang suka membaca genre thiler. 4 bintang untuk Katarsis.

Identitas Buku:

Judul: Katarsis

Penulis: Anastasia Aemilia

Terbit Tahun: 2013

Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama

Editor: Hetih Rusli

Tebal Halaman: 264 Halaman